Persiapan pemberian obat

Perawat bertanggung-jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Caranya adalah perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap/jelas atau dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung iawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Perawat wajib membaca buku-buku refrensi obat untuk mendapatkan kejelasan mengenai efek terapiutik yang yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi atau reaksi yang merugikan dari pengobatan.
Menggambarkan 6 B dalam pemberian obat.

Supaya dapat tercapainya pemberian obat yang aman, seorang perawat harus dapat melakukan 6 hal yangt benar; klien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, waktu yang benar, rute yang benar, dan dokumentasi yang benar.
Menggambarkan 2 hak klien yang berhubungan dengan pemberian obat.

a. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.
Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan setelah mendapatkan informasi (informed consent) yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk membuat keputusan.
b. Hak klien untuk menolak pengobatan.
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan. Adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan. Jika tetap menolak, perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan melapor kepada dokter yang menginstruksikan.
Memberikan pedoman keamanan dalam pemberian obat
Beberapa pedoman umum dalam pemberian obat dijelaskan dalam prosedur pemberian obat obat yang benar yang terdiri dari 4 langkah (persiapan, pemberian, pencatatan, dan hal-hal yang tidak boleh dalam pemberian obat)
Persiapan :
  • Ø Cuci tangan sebelum menyiapkan obat
  • Ø Periksa riwayat, kardek dan riwayat alergi obat
  • Ø Periksa perintah pengobatan
  • Ø Periksa label tempat obat sebanyak 3 kali
  • Ø Periksa tanggal kadaluarsa
  • Ø Periksa ulang perhitungan dosis obat dengan perawat lain
  • Ø Pastikan kebenaran obat yang bersifat toksik dengan perawat lain atau ahli Farmasi
  • Ø Tuang tablet atau kapsul kedalam tempat obat. Jika dosis obat dalam unit, buka obat disisi tempat tidur pasien setelah memastikan kebenaran identifikasi pasien
  • Ø Tuang cairan setinggi mata. Miniskus atau lengkung terendah dari cairan harus berada pada garis dosis yang diminta
  • Ø Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung (kalium, aspirin) atau berikan bersama-sama dengan makanan
Pemberian :
v Periksa identitas pasien melalui gelang identifikasi
v Tawarkan es batu sewaktu memberikan obat yang rasanya tidak enak. Jika mungkin berikan obat yang rasanya tidak enak terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan obat dengan rasa yang menyenangkan
v Berikan hanya obat yang disiapkan
v Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat tergantung rute pemberian
v Tetaplah bersama klien sampai obat diminum/dipakai
v Jika memberikan obat pada sekelompok klien, berikan obat terakhir pada klien yang memerlukan bantuan ekstra.
v Berikan tidak lebih dari 2,5 – 3 ml larutan intramuscular pada satu tempat. Bayi tidak boleh menerima lebih dari 1 ml larutan intramuskuler pada satu tempat. Tidak boleh memberikan lebih dari 1 ml jika melalui rute subkutan. Jangan menutup kembali jarum suntik.
v Buang jarum dan tabung suntik pada tempat yang benar
v Buang obat kedalam tempat khusus jangan kedalam tempat sampah
v Buang larutan yang tidak terpakai dari ampul. Simpan larutan stabil yang tidak terpakai di dalam tempat yang tepat (bila perlu masukkan ke dalam lemari es). Tulis tanggal waktu dibuka serta inisial Anda pada label
v Simpan narkotik kedalam laci atau lemari dengan kunci ganda
v Kunci untuk lemari narkotik harus disimpan oleh perawat dan tidak boleh disimpan didalam laci atau lemari.
Pencatatan :
  • Ø Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter dan perawat supervisor. Lengkapi laporan peristiwa
  • Ø Masukkan kedalam kolom, catatan obat yang diberikan, dosis, waktu rute, dan inisial Anda.
  • Ø Catat obat segera setelah diberikan, khususnya dosis stat
  • Ø Lap[orkan obat-obat yang ditolak dan alasan penolakan.
<!--[if !supportLists]–>Ø Catat jumlah cairan yang diminum bersama obat pada kolom intake dan output. Sediakan cairan yang hanya diperbolehkan dalam diet.
Yang Tidak Boleh :
v Jangan sampai konsentrasi terpecah sewaktu menyiapkan obat.
v Jangan memberikan obat yang dikeluarkan oleh orang lain.
v Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat dengan label yang sulit dibaca, atau yang labelnya sebagian terlepas atau hilang
v Jangan memindahkan obat dari satu tempat ke tempat lain
v Jangan mengeluarkan obat ke tangan Anda
v Jangan memberikan obat yang tanggalnya telah kadaluwarsa
v Jangan menduga-duga mengenai obat dan dosis obat. Tanya jika ragu-ragu
v Jangan memakaim obat yang telah mengendap, atau berubah warna, atau berawan.
v Jangan tinggalkan obat-obat yang telah dipersiapkan
v Jangan berikan suatu obat kepada klien jika ia memiliki alergi terhadap obat itu.
v Jangan memanggil nama klien sebagai satu-satunya cara untuk mengidentifikasi
v Jangan berikan jika klien mengatakan bahwa obat tersebut berlainan dengan apa yang telah ia terima sebelumnya.Periksa perintah pengobatan.
v Jangan menutup kembali jarum suntik.
Faktor-Faktor yang Mengubah Respon Terhadap Obat

Respon Farmakologik terhadap suatu obat bersifat komplek, maka dari itu perawat harus tahu jumlah dan macam-macam factor yang mempengaruhi respon individu terhadap suatu obat.Faktor-faktor yang mempengaruhi respon terhadap obat antara lain :
  • § Absorpsi : suatu variable yang utama dalam rute pemberian obat. Absorpsi oral terjadi pada saat partikel-partikel obat keluar dari saluran gastrointestinal (lambung dan usus halus) menuju cairan tubuh. Setiap gangguan intestinal seperti muntah/diare akan mempengaruhi absorpsi obat.
  • § Distribusi : dengan protein merupakan pengubah utama dari distribusi obat didalam tubuh.
  • § Metabolisme / biotransformasi : semua bayi khususnya neonates dan bayi dengan BBLR mempunyai fungsi hati dan ginjal yang belum matang, demikian pula lansia juga kehilangan sebagian dari fungsi sel ginjalnya. Hal ini akan berpengaruh pada metabolism obat.
  • § Ekskresi : rute utama dari ekskresi obat adalah melalui ginjal, empedu, feses, paru-paru, saliva, dan juga keringat.
  • § Usia : Bayi dan lansia lebih sensitive terhadap obat-obatan. Lansia hipersensitif terhadap barbiturate dan epnekan SSP. Klien seperti ini mempunyai absorpsi yang buruk melalui saluran gastrointestinal akibat berkurangnya sekresi lambung. Dosis bayi dihitung berdasarkan berat badan dalam kilogram daripada berdasarkan usia biologis atau gastrointestinalnya.
  • § Berat badan : dosis obat, misalnya anti neoplastik dapat diberikan sesuai berat badan. Orang yang obesitas mungkin perlu penambahan dosis atau sebaliknya.
  • § Toksisitas : Istilah ini merujuk pada gejala merugikan, yang bias terjadi pada dosis tertentu. Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang mempunyai gangguan hati dan ginjal.
  • § Farmakokinetik : istilah ini merujuk pada factor-faktor genetic terhadap respon obat. Jika orang tua Anda memiliki respon yang merugikan terhadap suatu obat, mungkin Anda juga bisa memiliki hal yang sama.
  • § Rute pemberian : obat-obat yang diberikan intravena lebih cepat bekerja daripada yang diberikan peroral.
  • § Saat pemberian : ada atau tidaknya makanan didalam lambung dapat mempengaruhi beberapa kerja obat
  • § Faktor emosional : komentar-komentar yang sugestif mengenai obat dan efek sampingnya dapat mempengaruhi efek obat
  • § Toleransi : kemampuan klien untuk merespon terhadap dosis tertentu dari suatu obat dapat hilang setelah beberapa hari atau minggu setelah pemberian.
  • § Efek penumpukan : ini terjadi jika obat dimetabolisme atau diekskresi lebih lambat daripada kecepatan pemberian obat
  • § Interaksi Obat : efek kombinasi obat dapat lebih besar, sama, atau lebih lemah dari efek obat tunggal.

Bentuk dan Rute Pemberian Obat
Ada berbagai bentuk dan rute pemberian obat yaitu ; oral, transdermal, topical, inhalasi (tetes, semprot ), suppositoria, selangnasogastrik, parentral, dan gatrosnomi.
Keterangan beberapa rute pemberian obat :
v Transdermal ; obat tersimpan didalam patch yang ditempelkan pada kulit, diserap melalui kulit dan mempunyai efek sistemik.
v Topikal ; obat-obat yang diberikan melalui kulit dengan berbagai cara, seperti dengan sarung tangan, spatel lidah, aplikator, dll
v Instilasi : obat cair yang biasanya diberikan dalam bentuk tetes atau salep
v Suppositoria ; adalah obat yang dimasukkan kedalam rectal atau vaginal
Sumber:http://wayanpuja.blinxer.com/?s=artikel